Sebuah pusat perawatan lanjut usia atau lansia berkelas internasional akan dibangun dalam waktu dekat di Bali. Pasiennya adalah para lansia dari berbagai penjuru dunia, khususnya dari Eropa Timur yang butuh cuaca hangat agar tidak mudah sakit saat negaranya dilanda musim dingin yang ekstrem.
"Dalam waktu dekat akan kita bangun. Kita siapkan dulu perawat-perawatnya, kalau bangun gedung kan lebih mudah," kata Dewi Irawaty, MA, PhD, dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia usai membuka workshop internasional Focus on Health and Health Care Services and Technologies di Depok, Senin (16/1/2012).
Direncanakan, lansia yang akan menghuni pusat perawatan lansia internasional ini akan lebih banyak dihuni oleh negara-negara beriklim dingin. Kebanyakan dari wilayah Eropa Timur dan Skandinavia, seperti beberapa negara yang sudah menyampaikan ketertarikannya untuk bekerja sama yakni Norwegia dan Denmark.
Indonesia sebagai tuan rumah memiliki tugas menyiapkan sumber daya manusia khususnya perawat. Selain itu, sumber daya yang juga harus disiapkan adalah tenaga dokter, ahli gizi dan juga petugas lainnya termasuh petugas kebersihan yang semuanya akan dilatih di luar negeri agar memiliki bekal keterampilan dan kemampuan berbahasa asing.
Secara global di seluruh dunia, jumlah lansia cenderung mengalami peningkatan seiring dengan makin majunya ilmu kedokteran. Semakin banyak penyakit yang bisa diobati, semakin tinggi pula usia harapan hidup rata-rata sehingga orang-orang bisa hidup lebih lama dan menjadi lansia.
Meski usia harapan hidup meningkat, bukan berarti tidak ada masalah kesehatan yang dihadapi para lansia.
Berbagai penyakit degeneratif yang dipicu oleh kemunduran fungsi organ tetap sulit dihindari, misalnya rematik atau radang sendi yang sering kumat pada saat-saat tertentu misalnya saat sedang terjadi cuaca dingin.
Tidak seperti orang dewasa pada umunya, lansia biasanya butuh perawatan ekstra terutama saat sakit.
Faktor kepikunan dan berkurangnya fungsi kognitif yang terjadi di otak membuat para lansia sering tidak patuh saat harus minum obat, sementara ada juga lansia yang sulit melakukan aktivitas sendiri karena fungsi otot dan sendinya memang sudah banyak berkurang.
"Dalam waktu dekat akan kita bangun. Kita siapkan dulu perawat-perawatnya, kalau bangun gedung kan lebih mudah," kata Dewi Irawaty, MA, PhD, dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia usai membuka workshop internasional Focus on Health and Health Care Services and Technologies di Depok, Senin (16/1/2012).
Direncanakan, lansia yang akan menghuni pusat perawatan lansia internasional ini akan lebih banyak dihuni oleh negara-negara beriklim dingin. Kebanyakan dari wilayah Eropa Timur dan Skandinavia, seperti beberapa negara yang sudah menyampaikan ketertarikannya untuk bekerja sama yakni Norwegia dan Denmark.
Indonesia sebagai tuan rumah memiliki tugas menyiapkan sumber daya manusia khususnya perawat. Selain itu, sumber daya yang juga harus disiapkan adalah tenaga dokter, ahli gizi dan juga petugas lainnya termasuh petugas kebersihan yang semuanya akan dilatih di luar negeri agar memiliki bekal keterampilan dan kemampuan berbahasa asing.
Secara global di seluruh dunia, jumlah lansia cenderung mengalami peningkatan seiring dengan makin majunya ilmu kedokteran. Semakin banyak penyakit yang bisa diobati, semakin tinggi pula usia harapan hidup rata-rata sehingga orang-orang bisa hidup lebih lama dan menjadi lansia.
Meski usia harapan hidup meningkat, bukan berarti tidak ada masalah kesehatan yang dihadapi para lansia.
Berbagai penyakit degeneratif yang dipicu oleh kemunduran fungsi organ tetap sulit dihindari, misalnya rematik atau radang sendi yang sering kumat pada saat-saat tertentu misalnya saat sedang terjadi cuaca dingin.
Tidak seperti orang dewasa pada umunya, lansia biasanya butuh perawatan ekstra terutama saat sakit.
Faktor kepikunan dan berkurangnya fungsi kognitif yang terjadi di otak membuat para lansia sering tidak patuh saat harus minum obat, sementara ada juga lansia yang sulit melakukan aktivitas sendiri karena fungsi otot dan sendinya memang sudah banyak berkurang.
0 komentar:
Posting Komentar