Firman Utina (VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis)
Dua punggawa Sriwijaya FC, Ponaryo Astaman dan Firman Utina, berharap kisruh PSSI tidak berbuntut kepada sanksi FIFA dan dilarangnya Sriwijaya berlaga di babak 16 Piala AFC.
Sriwijaya terancam tidak bisa bermain di babak 16 besar Piala AFC melawan Chonburi, 25 Mei mendatang, jika FIFA menjatuhkan sanksi kepada PSSI menyusul kisruh yang terjadi di sepakbola nasional jelang Kongres PSSI, 20 Mei mendatang.
Sriwijaya terancam tidak bisa bermain di babak 16 besar Piala AFC melawan Chonburi, 25 Mei mendatang, jika FIFA menjatuhkan sanksi kepada PSSI menyusul kisruh yang terjadi di sepakbola nasional jelang Kongres PSSI, 20 Mei mendatang.
Bahkan pihak manajamen Sriwijaya sudah mengantisipasi hal tersebut dengan mengajukan tuntutan sebesar Rp3,5 miliar terhadap Komite Normalisasi PSSI jika benar-benar Sriwijaya tidak bisa tampil di Piala AFC karena sanksi FIFA.
Ponaryo enggan mengomentari rencana Sriwijaya untuk menuntut Komite Normalisasi, namun mantan kapten tim nasional Indonesia tersebut berharap tidak ada sanksi FIFA dan Laskar Wong Kito bisa tampil melawan Chonburi.
"Saya berharap semuanya lancar dan tidak terjadi sanksi, karena kami sudah banyak berkorban di Piala AFC dan kerja keras untuk sampai ke tahap ini. Mudah-mudahan kongres lancar dan bisa menghasilkan keputusan yang terbaik bagi sepakbola Indonesia," ujar Ponaryo di Jakarta, Senin 16 Mei 2011.
"Mengenai tuntutan klub, saya kira hanya pihak klub yang bisa menjawab. Yang pasti dari segi teknis, klub punya kalkulasi sendiri jika tidak bermain di babak 16 besar, dan jika bermain," lanjut mantan pemain Persija Jakarta tersebut.
Harapan yang sama juga diungkapkan Firman Utina. "Harapan saya mari duduk bersama. Saya berharap tidak ada kekisruhan. Siapa yang terpilih nanti bisa membuat perubahan," tegas Firman.
Sementara itu menyikapi ancaman tuntutan Sriwijaya, Pelaksana tugas Sekjen PSSI yang juga anggota Komite Normalisasi, Joko Driyono, mempersilakan aksi tersebut.
"Boleh saja, tidak apa-apa. Tuntutan itu kan sebenarnya menyuarakan kegelisahan mereka, yang merasa perjuangannya [di AFC Cup] akan sia-sia [jika Indonesia terkena sanksi]," jelas Joko.
Joko menambahkan, "Pelaksanaan Kongres tanggal 20 Mei itu kan bagian dari keinginan proteksi aspek keolahragaan seperti kepentingan SEA Games, AFC dan even terkait dalam waktu dekat."
sumber : (VIVAnews.com)
Ponaryo enggan mengomentari rencana Sriwijaya untuk menuntut Komite Normalisasi, namun mantan kapten tim nasional Indonesia tersebut berharap tidak ada sanksi FIFA dan Laskar Wong Kito bisa tampil melawan Chonburi.
"Saya berharap semuanya lancar dan tidak terjadi sanksi, karena kami sudah banyak berkorban di Piala AFC dan kerja keras untuk sampai ke tahap ini. Mudah-mudahan kongres lancar dan bisa menghasilkan keputusan yang terbaik bagi sepakbola Indonesia," ujar Ponaryo di Jakarta, Senin 16 Mei 2011.
"Mengenai tuntutan klub, saya kira hanya pihak klub yang bisa menjawab. Yang pasti dari segi teknis, klub punya kalkulasi sendiri jika tidak bermain di babak 16 besar, dan jika bermain," lanjut mantan pemain Persija Jakarta tersebut.
Harapan yang sama juga diungkapkan Firman Utina. "Harapan saya mari duduk bersama. Saya berharap tidak ada kekisruhan. Siapa yang terpilih nanti bisa membuat perubahan," tegas Firman.
Sementara itu menyikapi ancaman tuntutan Sriwijaya, Pelaksana tugas Sekjen PSSI yang juga anggota Komite Normalisasi, Joko Driyono, mempersilakan aksi tersebut.
"Boleh saja, tidak apa-apa. Tuntutan itu kan sebenarnya menyuarakan kegelisahan mereka, yang merasa perjuangannya [di AFC Cup] akan sia-sia [jika Indonesia terkena sanksi]," jelas Joko.
Joko menambahkan, "Pelaksanaan Kongres tanggal 20 Mei itu kan bagian dari keinginan proteksi aspek keolahragaan seperti kepentingan SEA Games, AFC dan even terkait dalam waktu dekat."
sumber : (VIVAnews.com)
0 komentar:
Posting Komentar